Solusi Alat Kesehatan untuk Ayah

Tensimeter manual untuk mengukur tekanan darah: dengan pompa dan stetoskop. (foto sumber: ruparupa.com)

Tensimeter manual untuk mengukur tekanan darah: dengan pompa dan stetoskop. (foto sumber: ruparupa.com)

Di penghujung bulan Ramadhan, mendadak saya dikejutkan dengan kabar berita tidak mengenakkan. Ayah saya dirawat di rumah sakit! Mendengarnya, saya langsung bercucuran air mata (beneran loh!), karena saya sudah tidak punya ibu. Ibu kandung saya meninggal dunia juga karena sakit, dan pada awal beliau terserang penyakit, beliau juga harus diopname di rumah sakit. Jadi, waktu itu saya benar-benar takut, sekaligus sedih bila harus kehilangan ayah juga. Meskipun usia beliau sudah tidak muda lagi, namun saya belum siap. Apalagi, penyakit yang diderita ayah ternyata sama persis dengan yang diderita almarhumah ibu, yaitu stroke ringan. Bedanya, ayah kesulitan menggerakkan kaki kiri, tidak seperti almarhumah ibu yang sulit menggerakkan kaki dan tangan kanannya serta bicaranya yang agak pelo.

Penyebab Stroke

Tensimeter digital: mengukur tekanan darah dengan cara lebih praktis, cukup membalutkan lengan dengan kain manset. (foto sumber: ruparupa.com)

Tensimeter digital: mengukur tekanan darah dengan cara lebih praktis, cukup membalutkan lengan dengan kain manset. (foto sumber: ruparupa.com)

Maka itu saya bergegas ke rumah sakit meskipun harus menempuh jarak berkilo-kilometer karena letaknya di kawasan Cinere, sedangkan kantor saya di Thamrin. Ketika tiba di rumah sakit, berbeda dengan almarhumah ibu yang langsung berubah raut wajahnya menjadi agak murung, ayah saya malah tertawa-tawa. Tetapi, tetap saja saya kuatir. Berkebalikan dengan almarhumah ibu yang serba hati-hati, ayah saya ini orangnya cenderung nekad dan tidak mau diam. Termasuk dalam hal aktifitas yang dilakukannya dan makanan yang dilahapnya. Penyebabnya juga berbeda. Jika almarhumah ibu terserang stroke karena tekanan darahnya yang tinggi (antara 180 hingga 200), maka penyebab stroke ringan pada ayah adalah kadar gula darahnya yang tinggi mencapai 340!

Ternyata, selain pola makan yang sembarangan, selama ini ayah saya tidak pernah mengukur tensi dan mengecek kadar gula darahnya. Padahal beliau sendiri tahu bahwa dirinya punya ‘bakat’ diabetes. Di samping itu, sebenarnya di rumah kami masih punya tensimeter (alat untuk mengukur tekanan darah atau tensi) dan alat cek gula darah yang dulu pernah dibelikan oleh kakak saya untuk almarhumah ibu. Entah mungkin ayah malas menggunakannya karena rempong, atau karena memang tidak peduli.

Tensimeter: Alat Kesehatan untuk Ayah

Saya pun pulang ke rumah orangtua untuk mengecek keberadaan dua alat itu. Kedua alat itu masih lengkap dan utuh, tetapi saya tidak tahu apakah masih berfungsi atau tidak. Saya hanya pernah menggunakan tensimeter untuk mengecek tensi almarhumah ibu, penggunaannya sangat mudah karena sistemnya digital. Dulu sekali pernah juga kami mempunyai tensimeter namun alatnya lumayan besar dan penggunaannya manual layaknya tensimeter yang digunakan perawat dan dokter di rumah sakit, jadi tidak praktis. Apalagi, berhubung saya bukan dokter bukan pula perawat, jadi kadang bisa salah-salah menggunakannya, entah denyut nadi yang tidak terdengar, atau cara memencet pompanya yang kurang bertenaga, ha ha ha… . Sementara itu saya belum pernah menggunakan alat cek gula darah karena tidak berani menggunakan jarum untuk menusuk jari (menusuk jari sendiri saja takut apalagi jari orang lain :D).

Ayah merayakan lebaran Idul Fitri 137 H/2016 M bersama seluruh keluarga :). (foto: dok.pribadi)

Ayah merayakan lebaran Idul Fitri 137 H/2016 M bersama seluruh keluarga :). (foto: dok.pribadi)

Setelah diusut alias dicek, sistem digital tensimeter tersebut sudah tidak berfungsi. Dengan kata lain, meskipun sudah dipasang batere baru, tulisan yang tertera di monitor selalu E atau error. Untunglah saya tidak perlu lagi kebingungan untuk mendapatkan tensimeter yang baru, karena tensimeter ini rupanya bisa dibeli secara online di ruparupa.com, dan harganya 20% jauh lebih murah daripada di pasaran. Jika di pasaran bisa jadi harga tensimeter tersebut mencapai Rp 400 ribuan, di toko online ini saya bisa mendapat barang ini dengan harga Rp 399.200,- saja. Selain harganya yang terjangkau, merk yang ditawarkan, yaitu Krisbow, merupakan merk yang menjual alat-alat kesehatan dengan kualitas terpercaya yang merupakan produk buatan asli Indonesia namun sudah diekspor hingga ke mancanegara.

Alhamdulillah ayah saya tidak lama dirawat di rumah sakit. Setelah empat hari, dokter menyatakan ayah saya boleh pulang. Jalannya masih agak pincang, namun  semangat ayah yang besar untuk sembuh membuatnya tidak meratapi keadaan. Ayah juga sekarang manut (nurut) sama saya untuk rutin diukur tekanan darah dengan tensimeter Krisbow dari ruparupa.com serta kadar gula darahnya, dan mengontrol pola makannya. Ayah pun bisa merayakan hari raya Idul Fitri bersama kami semua, anak-anak dan cucu-cucunya, juga dengan istri baru dan anak tirinya. Tapi, tetep yah ayah tidak boleh makan opor dan sambel goreng krecek, he he he… ***

 

4 thoughts on “Solusi Alat Kesehatan untuk Ayah

  1. Ping balik: Hobi Berkebun Ayah | "Rumah Corat-Coret" Punya Dina

  2. Ping balik: Indahnya Menikmati Liburan Akhir Tahun 2016 Bersama Keluarga di Pulau Dewata – Travel & Kuliner Dina

  3. Ping balik: Baju Koko Hadiah Lebaran untuk Ayah | "Rumah Corat-Coret" Punya Dina

  4. Ping balik: Cerita Duka Saat Lebaran | "Rumah Corat-Coret" Punya Dina

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.