Taman Pandang Istana, Taman Aspirasi Warga Jakarta dan Holcim Indonesia

Beberapa tahun belakangan, pilihan penduduk Jakarta untuk beraktivitas di akhir pekan semakin bervariasi. Jika dulu, kegiatan masyarakat kota Jakarta dibatasi di ruang-ruang tertutup seperti pusat perbelanjaan, bioskop dan arena bermain dalam ruangan yang sifatnya konsumtif, maka sekarang ini pilihan itu ditawarkan dalam bentuk aktivitas yang mendidik seperti kunjungan ke museum, car free day di sepanjang jalanan ibu kota, kegiatan lari pagi, kursus musik seperti biola dan gitar juga di taman-taman kota. Nah, kini selain taman-taman yang sudah ada dan ditata ulang kembali seperti Taman Suropati atau Taman Menteng, penduduk ibukota punya alternatif ruang hijau lainnya yang dibangun persis di depan gerbang Tugu Monas, Jakarta Pusat. Taman yang letaknya hanya sekitar 500 meter dari Museum Gajah, dan berseberangan persis dengan Gedung Istana Negara, disebut Taman Pandang Istana karena mata kita akan bertatapan langsung dengan gedung istana kepresidenan tersebut jika berdiri menghadap utara.

Taman Pandang Istana, disebut juga Taman Aspirasi untuk menampung aspirasi warga Jakarta. (foto: dok.pribadi)

Taman Pandang Istana, letaknya persis di seberang Istana Negara Jakarta dan di depan pintu gerbang Tugu Monas. (foto: dok.pribadi)

Taman Pandang Istana yang baru diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, pada hari Sabtu sore 30 Juli 2016 kemarin, memiliki keunikan dibanding taman-taman ibukota lainnya dari segi dekorasi dan kegunaannya. Sewaktu saya menghadiri acara peresmian sejak Sabtu siang, taman yang biasanya dijadikan tempat demo para mahasiswa maupun berbagai ormas itu berbenah menyambut kedatangan pak gubernur. Misalkan, gambar-gambar mural yang biasanya menampilkan foto-foto kepala negara, kini dipercantik dengan gambar warga biasa, pria dan wanita dari berbagai latar profesi yang melambangkan kemajemukan masyarakat Indonesia. Lalu, pada alas atau bagian pijakan kaki dari taman tersebut dapat kita temukan kutipan kata-kata mutiara tokoh-tokoh bangsa yang dibuat dalam bentuk karya instalasi berbahan logam campuran. Tokoh-tokoh bangsa tersebut antara lain adalah Buya Hamka, Gus Dur, Bung Hatta, Romo Mangunwijaya.  Kutipan dari Bung Hatta yang saya kagumi bunyinya sebagai berikut:

“Aku rela dipenjara asalkan bersama buku. Karena dengan buku, aku bebas.”

Kutipan dari Bung Hatta menjadi salah satu tulisan instalasi di Taman Pandang Istana. (foto: dok.pribadi)

Kutipan dari Bung Hatta menjadi salah satu tulisan instalasi di Taman Pandang Istana. (foto: dok.pribadi)

Selain gambar mural dan instalasi pada lantai, ada pula instalasi tulisan ‘RAGAM INSAN’ yang dibuat secara vertikal pada bagian samping taman, juga dari logam campuran, di atas kotak-kotak beton yang kokoh bercat putih. Lalu, di tengah-tengah taman, para pengunjung bisa duduk-duduk santai menikmati semilir angin sore dan berkongkow-kongkow di atas bangku-bangku panjang bercat putih dan bersusun seperti anak tangga yang juga terbuat dari beton kokoh.

Tulisan Instalasi "Ragam Insan" menggunakan bahan beton yang anti keropos dan ramah lingkungan dari PT Holcim Indonesia. (foto: dok. pribadi)

Tulisan Instalasi “Ragam Insan” menggunakan bahan beton yang anti keropos dan ramah lingkungan dari PT Holcim Indonesia. (foto: dok. pribadi)

Semua material yang digunakan untuk pembangunan taman tersebut menggunakan bahan-bahan semen dari PT Holcim Indonesia Tbk, perusahaan semen asal Swis yang telah beroperasi di lebih dari 90 negara di 5 benua. Keunggulan semen Holcim adalah sifat bahannya yang mudah menyerap, tidak mudah keropos tetapi ramah lingkungan. Oleh karena itu, Taman Pandang Istana disebut juga Taman Holcim, karena, “Holcim Indonesia berkomitmen untuk Membangun Bersama dengan memberikan solusi-solusi inovatif seperti yang diaplikasikan pada pembangunan taman ini,” demikian penjelasan Marcelo Castro, Direktur Material Konstruksi dan Agregasi Holcim Indonesia pada acara peresmian tersebut.

Gubernur DKI Jakarta, Koh Ahok meresmikan Taman Pandang Istana, dengan tujuan sebagai tempat penyaluran aspirasi warga Jakarta. (foto: dok.pribadi)

Gubernur DKI Jakarta, Koh Ahok meresmikan Taman Pandang Istana, dengan tujuan sebagai tempat penyaluran aspirasi warga Jakarta. (foto: dok.pribadi)

Pembangunan taman Pandang Istana merupakan inisiatif dari Dinas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, bekerjasama dengan CARAS Creative Placemaking, sebuah organisasi seni. Disainnya dibuat oleh Yasser Rizky, seorang seniman grafis Indonesia alumnus Bina Nusantara yang pernah mengerjakan proyek Saigmester’s Inc Experimental Outcamp di Bali. Selain sebagai tempat alternatif rekreasi baru bagi para keluarga yang bermukim di ibukota, Taman Pandang Istana diharapkan juga menjadi wadah penyaluran aspirasi masyarakat Jakarta yang tidak melulu berkaitan dengan demo saja. Seperti yang dikatakan Koh Ahok, sapaan akrab Gubernur DKI Jakarta, pembangunan Taman Pandang Istana bisa menjadi solusi dari masalah kemacetan yang disebabkan arak-arakan demo, juga menjadi sarana penyampaian harapan rakyat menyampaikan aspirasi mereka. Maka, taman ini juga dinamakan Taman Aspirasi (ha ha ha, jangan bingung ya :D). Koh Ahok sendiri sih lebih suka menyebut taman tersebut Taman Pandang Istana, supaya kedengarannya lebih pas, karena posisinya yang memang berhadapan dengan Istana Negara.

Paduan Suara SD Kembang meramaikan acara peresmian Taman Pandang Istana. (foto: dok.pribadi)

Paduan Suara SD Kembang meramaikan acara peresmian Taman Pandang Istana. (foto: dok.pribadi)

Acara peresmian yang berlangsung mulai jam 16 hingga jam 17.30 tersebut juga dimeriahkan dengan berbagai pementasan seni. Dimulai sejak tahap penandatanganan batu prasasti (sebut saja begitu :D), pementasan dimulai dengan nyanyian lagu-lagu anak Indonesia oleh kelompok paduan suara siswa-siswi SD Kembang yang dibawakan dengan penuh sukacita. Ya siapa yang nggak senang sih kalau bisa ketemu Bapak Gubernur dan foto-foto bareng, he he he… . Setelah Koh Ahok berkeliling melihat instalasi tulisan kemudian pulang, pementasan berikutnya dilanjutkan dengan atraksi tari hip-hop oleh Kelompok Tari Animal Pop Family yang enerjik.  Lewat jam 6 sore, pementasan seni ditutup dengan musikalisasi puisi selama 2 jam yang dibawakan oleh Ari dan Reda Gaudiamo, mantan pemred majalah Cosmopolitan, yang membentuk sebuah grup duo AriReda. Puisi-puisi yang dilantunkan ke dalam alunan nada-nada yang menyentuh kalbu dan menambah kesyahduan malam Minggu ini antara lain diambil dair penggalan-penggalan kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono.

Malam Minggu juga semakin terasa romantis dengan hiasan lampion-lampion yang dibuat oleh anak-anak sekolah dan bekerjasama dengan para seniman. Lampion-lampion tersebut terkesan berbeda, selain karena bentuknya berupa kotak kubus, gambar-gambar dan tulisan yang menghiasinya juga seolah menyuarakan kepedulian warga terhadap kota tempat tinggal mereka. Ada salah satu lampion yang juga mengutip puisinya Bapak Sapardi sebagai berikut:

Salah satu lampion yang menghiasi Taman Pandang Istana, berisi kutipan puisi karya Sapardi Djoko Damono. (foto: dok.pribadi)

Salah satu lampion yang menghiasi Taman Pandang Istana, berisi kutipan puisi karya Sapardi Djoko Damono. (foto: dok.pribadi)

‘Jakarta itu cinta yang tak hapus oleh hujan, tak lekang oleh panas. Jakarta itu kasih sayang.’

Ada pula yang menggambar figur Koh Ahok pada salah satu lampion berwarna kuning dan bertuliskan ‘Super Ahok’ :D.

Gantungan-gantungan kunci bertuliskan Jakarta dengan segala pernak-perniknya karya Kaligrafika, turut menghiasi Taman Pandang Istana. (foto: dok.pribadi)

Gantungan-gantungan kunci bertuliskan Jakarta dengan segala pernak-perniknya karya Kaligrafika, turut menghiasi Taman Pandang Istana. (foto: dok.pribadi)

Keunikan lainnya yang saya temui pada acara tersebut dan menambah semarak acara peresmian Taman Pandang Istana adalah hiasan-hiasan anyaman dari benang-benang rajut yang dibuat oleh komunitas ibu-ibu Rajut Kejut, dan gantungan-gantungan kunci dari kayu bertuliskan Jakarta dengan segala atributnya hasil karya komunitas Kaligrafina.  Wah, baru kali ini deh saya menemukan sebuah event yang dibuat oleh warga Jakarta, dengan tujuan menyalurkan aspirasi warga Jakarta juga.

anyam-anyaman hasil karya komunitas Rajut Kejut yang menambah semarak warna-warni Taman Pandang Istana. (foto: dok.pribadi)

anyam-anyaman hasil karya komunitas Rajut Kejut yang menambah semarak warna-warni Taman Pandang Istana. (foto: dok.pribadi)

Setelah peresmian ini, lalu apa? Tentunya Pemprov DKI Jakarta berharap taman ini bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Jakarta untuk melakukan berbagai aktivitas seperti berolah raga, berekreasi, juga untuk berkreasi. Maka itu, yuk kita sama-sama jaga dan kita rawat taman-taman yang ada di Jakarta ini sehingga warga pun bisa menikmati dan memanfaatkannya  untuk kepentingan bersama dengan aman dan nyaman. Terima kasih untuk PT Holcim Indonesia atas kepeduliannya terhadap ruang publik Jakarta :). Maju terus, kota Jakarta tercinta! ***

Musikalisasi puisi oleh duo Ari-Reda menutup acara peresmian Taman Pandang Istana pada Sabtu,30 Juli 2016, hingga jam 8 malam. (foto: dok.pribadi)

Musikalisasi puisi oleh duo Ari-Reda menutup acara peresmian Taman Pandang Istana pada Sabtu,30 Juli 2016, hingga jam 8 malam. (foto: dok.pribadi)

23 thoughts on “Taman Pandang Istana, Taman Aspirasi Warga Jakarta dan Holcim Indonesia

    1. dinamars Penulis Tulisan

      Iya itu kebetulan aku juga lagi gak sholat, jadi ya terus aja nongkrong di sana, Mba :D. Tapi aku juga gak sampe selese koq soale harus pulang, hehe..

      Balas
  1. Ifa

    Wah kepengen nonton AriReda jadinya. Sayang pas maghrib aku pulang duluan. makasih Mbak DIna ulasannya yang informatif banget. penasaran deh, hari ini masih secantik hari sabtu kemarin nggak ya?

    Btw salam kenal mbak Dina. jangan lupa main ke blog aku hehehe:D

    xoxo,
    Ifa

    Balas

Tinggalkan Balasan ke dinamars Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.