Tren Ruang Kerja a la Generasi Milenial di Coworking Space

Beberapa waktu yang lalu saya pernah membahas tentang semangat kewirausahaan sosial, atau istilah kerennya social entrepreneurship, yang sedang menggeliat di kalangan anak-anak muda zaman sekarang. Yang menarik, kegiatan social entrepreneurship ini dibangun dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi digital melalui media sosial, tanpa melupakan tanggung jawab moral kepada masyarakat, sekaligus sebagai usaha untuk merintis bisnis yang sering disebut dengan istilah start up.

Bisnis start up mulai bermunculan tatkala masyarakat semakin aktif menggunakan internet dan media sosial. Bisnis ini berciri khas memanfaatkan kecanggihan teknologi internet namun biasanya belum punya ruang kantor tetap. (foto diambil dari website EV Hive)

Bisnis start up mulai bermunculan seiring dengan kemajuan teknologi informasi, terutama internet, dan khususnya sejak adanya media sosial seperti facebook, instagram dan twitter. Fenomena ini memunculkan berbagai profesi baru yang tak pernah terpikirkan sebelumnya oleh generasi sebelum milenial (yaitu mereka yang lahir sebelum tahun 1980-an) seperti blogger, influencer, buzzer.

APA ITU BISNIS START UP?

Ciri khas bisnis start up biasanya sebagai berikut:

Para pelaku bisnis start up, namanya juga ya baru merintis, biasanya tidak punya kantor tetap karena keterbatasan dana. Sama halnya dengan social media worker-sebutan untuk ketiga profesi di atas tadi-mereka berpindah-pindah tempat dari kafe satu ke kafe lainnya. Ada yang dari warnet satu ke warnet lainnya. Saya juga yang sedang menekuni dunia blogwriting ini (dan kebetulan ayah sedang sakit jadi belum bisa bekerja kantoran lagi) melakukan pekerjaan dari rumah.

freelancer kalau harus sering nongkrong di kafe bisa tekor juga… (foto sumber: website XWork International)

Tapi terkadang bekerja dari rumah itu jenuh karena saya benar-benar sendiri mengerjakan segala sesuatunya. Begitu pula mereka yang melakukan pekerjaan freelance di kafe-kafe, bisa tekor dompet sebelum menerima honor gara-gara memborong kopi yang harganya per cup minimal tiga puluh ribu perak. Bayangkan kalau dalam sehari, let’s say dari jam 10 pagi sampai jam 3 sore, ia nongkrong di tiga kafe, dan di setiap kafe beli satu cup atau cangkir kopi. Sudah berapa dana yang dihabiskan dalam sehari untuk membeli kopi saja? Belum makan siangnya :p.

Untuk itulah diciptakan sebuah wadah bagi para pelaku start up, freelancer dan social media worker ini yang disebut coworking space (tanpa spasi antara co dan working). Ide ini digagas oleh Brad Neuberg seorang software engineer asal San Fransisco pada tahun 2015 yang menggabungkan semangat independen a la freelancer dengan suasana perkantoran yang terstruktur namun lebih rileks berkat adanya komunitas-komunitas di dalam ruang kerja yang luas. Makanya disebut coworking, karena orang-orang yang bekerja di dalamnya tidak berasal dari perusahaan yang sama, bahkan ada juga yang bekerja secara individu atau sendiri, namun di tempat itu mereka bisa saling bertukar pikiran dan berdiskusi sehingga bisa memunculkan ide-ide baru.

Dlabs Coworking Space yang dikelola EV Hive terletak di Jl. Riau, Menteng, Jakarta Pusat. Tempatnya memang asyik juga buat kongkow dan diskusi bareng teman sambil bekerja. (foto: dokpri)

 

COWORKING SPACE SEBAGAI TREN RUANG KERJA BARU

Apa saja sih ciri khas dari coworking space? Selain pastinya ada meja, kursi, colokan listrik, dan lampu, ruang kerja bersama semacam ini juga dilengkapi dengan free wifi dan minuman gratis. Kalau mau pakai tempat tersebut selama periode waktu tertentu, penggunanya juga bisa mendapatkan alamat gratis (ya, alamat untuk pengiriman surat-surat dan barang-barang seperti di kantor saja 😉) dan lemari.

Fasilitas yang bisa didapatkan di seluruh EV Hive coworking space bila menjadi anggota. (foto screenshot: website EV Hive)

Eits, bukan berarti lantas kita bisa main nyelonong saja ya. Untuk memasuki tempat-tempat coworking space dan menggunakan fasilitasnya tetap ada biayanya.  Besar biayanya tergantung fasilitas apa saja yang mau kita gunakan, serta seberapa sering kita akan menggunakan tempat tersebut.

Seperti di Jakarta, ada coworking space yang dikelola oleh Carlson Lau bersama kedua orang rekannya, Jason Lee dan Ethan Choi dengan nama EV Hive. Pria asal Singapura yang pernah bekerja di beberapa perusahaan finansial dan perbankan di Hong Kong dan New York ini awalnya ingin memberikan sebuah wadah bagi para pelaku bisnis start-up dan wirausahawan berbasis teknologi agar bisa berkreasi dan berkolaborasi secara dinamis, tanpa harus ada keterikatan tertentu seperti dunia perkantoran pada umumnya. Carlson bertindak sebagai CEO, sementara Jason memposisikan diri sebagai direktur finansial atau chief financial officer, dan Ethan sebagai chief strategy officer.

Para pendiri EV Hive (ki-ka): CSO Ethan Choi, CEO Carlson Lau, and CFO Jason Lee. (foto sumber: website e27.co)

EV Hive sudah mempunyai beberapa cabang yang tersebar di Jadebotabek area. Selain di The Maja, Jakarta Selatan, sebagai kantor pusatnya, cabang EV Hive ada di:

Lokasi coworking space yang dikelola oleh EV Hive di beberapa tempat di Jakarta: BSD City, Senayan, Menteng dan Gondangdia. (map location dari website EV Hive)

  1. D’Labs, Menteng, Jakarta Pusat

  2. Tower@IFC di Karet, Jakarta Selatan

  3. The Breeze, BSD City

  4. Dimo, Gondangdia, Jakarta Pusat

  5. Satellite @SCBD, Senayan, Jakarta Selatan

salah satu coworking space yang dikelola EV Hive di D’Labs, Menteng, Jakarta Pusat. Tempatnya cozy, tenang, dan bisa buat mejeng juga seperti saya, he he… (foto: dokpri)

Saya pernah dua kali mengunjungi D’Labs dalam rangka mengikuti event yang diadakan dua komunitas yang berbeda. Satunya dari komunitas penulis blog Kompasiana dan satunya lagi diselenggarakan oleh salah satu e-commerce terbesar di Indonesia. Tempatnya memang kelihatan nyaman banget sih buat anak muda (atau orang yang ingin selalu berjiwa muda seperti saya :D) untuk melakukan aktivitas yang tidak terikat tapi tetap produktif dalam suasana yang lebih rileks ketimbang di kantor. Aktivitas tidak terikat tapi produktif tuh maksudnya ya seperti menulis blog, mengetik di laptop, sambil kongkow-kongkow dengan teman. Selain itu, walaupun berjam-jam berada di sana, saya tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk membeli makanan dan minuman dibandingkan harus mengetik di kafe atau mal yang malah banyak godaannya (termasuk belanja :p).

Keunggulan yang ditawarkan EV Hive dibandingkan coworking space-coworking space serupa adalah adanya fasilitas keanggotaan yang memudahkan para anggota mengakses fasilitas dan informasi perusahaan-perusahaan pengembang teknologi terkemuka seperti Jojonomic, Jurnal dan Rekruta.  Biaya keanggotaan disesuaikan berdasarkan kebutuhan.

Misalnya kalau individu, kita cukup membayar Daily Pass Rp 50 ribu untuk pemakaian seharian dari kantornya buka sampai tutup dan mendapatkan fasilitas gratis wifi, free flow snack serta minuman.

Sementara kalau kita sebuah tim yang sedang mengerjakan proyek, bisa menggunakan fasilitas Flexi Desk dengan biaya Rp 1 juta selama 1 bulan.

Ada juga fasilitas seperti gedung perkantoran buat orang-orang dalam sebuah tim yang memang butuh ruangan bekerja dalam waktu agak lama tapi belum sanggup menyewa biaya kantor dan membayar biaya maintenance yang biasanya lumayan ‘menyiksa’ :p seperti AC, kebersihan, pantry, de-el-el. Fasilitas ini disebut Dedicated Desk untuk tim beranggotakan 1 hingga 10 orang, dan Private Office jika jumlah timnya lebih banyak dari itu.

IDN Media, salah satu portal berita anak muda dan hiburan terbesar di Indonesia pun menggunakan jasa coworking space untuk melakukan aktivitas operasionalnya, seperti yang dikatakan William Utomo, sang CEO, dalam video di bawah ini.

 

C2LIVE: FITUR ONLINE PLATFORM BAGI MEMBER EV HIVE

EV Hive juga mempunyai member platform online yang dinamakan C2Live, sehingga anggotanya dapat berinteraksi dengan coworker lainnya dan memesan ruangan untuk keperluan tertentu seperti meeting atau menyelenggarakan event. Selain itu, para anggota C2Live punya tiga fitur lainnya yang bermanfaat banget buat para blogger dan penulis freelance di Indonesia, yaitu:

  1. Portofolio

Para blogger dan penulis freelance bisa memanfaatkan fitur yang ditawarkan C2Live untuk membuat portofolio secara online. (foto screenshot: dokpri)

Fitur ini bisa dimanfaatkan para blogger dan penulis untuk mengumpulkan semua artikel hasil karyanya secara rapi sehingga bisa diperlihatkan kepada perusahaan-perusahaan.

  1. Kompetisi blog

Fitur ini dibuat untuk memfasilitasi para blogger dan brand untuk menciptakan konten yang positif dan bermanfaat.

  1. Blog

Kalau fitur yang ini berisi tips bagi para blogger dan penulis freelance.

Jakarta Smart City Lounge, coworking space yang dikelola EV Hive bekerja sama dengan Pemkot DKI Jakarta. (foto sumber: website Jakarta Smart City)

Dari segi finansial, EV Hive didukung oleh tiga perusahaan terbesar di Asia Tenggara, yaitu dua perusahaan investor Sinar Mas Digital Ventures (disingkat SMDV) dan East Ventures, serta real-estate developer Sinar Mas Land. Jadi nggak heran EV Hive akan terus semakin berkembang, apalagi EV Hive juga menggandeng Pemkot Jakarta melalui program Jakarta Smart City untuk mendorong para start-up digital terus berkreasi membuat kota Jakarta lebih modern dan canggih serta mudah diakses oleh warganya.

Berbagai event yang diselenggarakan EV Hive selama bulan September 2017 dapat diakses di website eventbrite. (foto screenshot: eventbrite.com)

Selain berbagai fitur di atas, EV Hive juga sering mengadakan event, baik berbayar maupun gratis, dengan tema-tema seputar dunia profesional masa kini yang berkaitan dengan teknologi. Ya misalkan seperti event yang saya ikuti bareng Kompasiana mengenai mobile apps yang bisa digunakan sebagai dompet online. Atau event bareng Blibli tentang peluncuran hard disk portabel berkapasitas besar yang sangat berguna buat para pekerja kreatif seperti fotografer, sutradara film atau iklan untuk menyimpan data elektronik dalam jumlah banyak dan membutuhkan kapasitas hingga giga bahkan terrabytes.

Kompasiana blogger event yang pernah saya ikuti di salah satu coworking space milik EV Hive yang terletak di D’Labs, Menteng, Jakarta Pusat. (foto: dokpri)

Semoga saja coworking space-coworking space juga akan dibangun di kota-kota di luar Jakarta, karena pengguna internet dan sosial media juga tidak hanya terpusat di ibukota. Apalagi jika suatu hari saya sudah tidak tinggal di Jakarta lagi, dan ayah sudah sembuh, saya tetap akan membutuhkan ruang kerja yang nyaman untuk melakukan aktivitas yang saya jalani sejak lama seperti nge-blog, menulis artikel untuk majalah dan menerjemahkan. Sekaligus bisa sambil kenalan juga dengan teman-teman baru yang menggunakan coworking space ini dan siapa tahu bisa berkolaborasi. Welcome to the new era where professionals and creativity meet up and fuse in a mutual and friendly collaboration 😊. ***

 

12 thoughts on “Tren Ruang Kerja a la Generasi Milenial di Coworking Space

  1. dewipuspasari

    Tempatnya memang nyaman buat bekerja, jadi terpikir untuk mendesain ruangan di rumah seperti itu biar lebih semangat sekaligus santai. Coba ya ruang komputer di perpus UI dibuat seperti itu jadinya mahasiswanya nggak cuma berburu kuota gratis tapi juga bisa berinteraksi.

    Balas
    1. dinamars Penulis Tulisan

      hahaha… berburu kuota gratis, a la mahasiswa banget :p. iya nih udah lama aku gak ke kampus lagi, padahal sekarang udah banyak berubah, termasuk gedung perpustakaannya yang keren banget itu. Iya daripada dibikin mahal2 tapi gak dipake dengan maksimal, mendingan dibikin coworking space sekalian ya…

      Balas
  2. iefa

    Kalau ada yang mau coworking tour ke lokasi evhive yang lain, yuk barengan
    ada free pass kupon untuk trial seharian full di lokasi evhive dimana saja,
    kontak me yaa

    Balas
  3. Ping balik: Resolusi 2018 : Asa dan Harapan Dalam ‘Papan Mimpi’ | "Rumah Corat-Coret" Punya Dina

  4. Ping balik: Kumpulan Artikel untuk Upgrade Blog - Nadia K. Putri

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.