Arsip Kategori: Opini

Kenapa Vakum Nge-Blog…

banyak alasan yang membuat saya vakum dari dunia blogging… yah, walopun itu alasan klise, sih. (foto: pexels)

Sudah berbulan-bulan saya nggak nulis, termasuk nulis di blog. Kalau dilihat dari postingan terakhir di blog ini sih, berarti sudah hampir enam bulan saya enggak nulis. Sengaja? Enggak juga… Kehabisan ide? Justru banyak sekali yang ingin saya ceritakan. Tapi, (alasan klasik), nggak ada waktu, atau sudah keburu capek setelah pulang kantor. Selain itu, melihat pekerjaan saya yang sekarang, saya memang harus lebih berhati-hati lagi dalam menulis. Harus pilih-pilih waktu, kata, tema, nggak bisa lagi kayak jaman muda dulu (halah berasa tua :p) kalau lagi kesel sedih bahagia langsung ketak-ketik status atau bikin tulisan di blog. Harus lebih dewasa lah ;). Yang akhirnya malah nggak nulis-nulis, ha ha…

Baca lebih lanjut

Pilihan Kaos Lengan Panjang Wanita untuk Musim Dingin

Menjelang musim gugur di Eropa, aneka baju berbahan tipis seperti kaos kutung atau tank top sudah saatnya masuk lemari, berganti dengan pakaian yang bahannya agak tebal, dan pastinya berlengan panjang. Tujuannya untuk melindungi tubuh kita dari terpaan angin dingin yang mulai bertiup di sepanjang sepertiga akhir tahun.

Kaos lengan panjang wanita bakalan menjadi salah satu jenis busana atau pakaian yang paling dicari mulai awal bulan September depan hingga penghabisan musim dingin nanti. Saya rasa di Indonesia juga akan terjadi hal yang sama ya, terutama saat memasuki musim penghujan.

Baca lebih lanjut

Bangga Menggunakan Jam Tangan Original Kesayangan

Punya jam tangan bersejarah itu memang susah melepaskannya. Terlebih lagi jika jam tangan tersebut pemberian atau warisan seseorang yang kamu sayangi, atau pernah menemani kamu dalah susah-senang hingga jalan-jalan ke luar negeri. Jam tangan yang saya punya pun juga begitu.

jam tangan original kesayangan saya yang telah menemani dalam suka dan duka selama lima tahun terakhir.(foto: dokpri)

Jam Tangan Original Kesayangan

Meskipun dari tampilannya kelihatan biasa banget, tapi jam tangan yang saya kenakan ini lumayan awet. Yah, sebab dia jam tangan original, jadi syukurlah nggak pernah rusak-rusak sampai sekarang. Kalau pun pernah ‘mati’, itu lebih karena batere pada jam tangan sudah habis masa hidupnya, dan bisa saya perkirakan biasanya akan ‘mati’ setelah dua atau tiga tahun berselang, tergantung jenis batere yang saya beli. Pernah juga jam tangan saya ini ‘mati’ karena ada salah satu mesinnya yang sudah lemah (saya sendiri lupa namanya apa, tapi bentuknya keciiil banget, nyaris berukuran mikro), jadi mesti diganti dengan mesin baru. Tapi, secara keseluruhan, jam tangan original yang saya punya ini masih bisa dipakai.

Baca lebih lanjut

Menikmati Karya Seni Negeri Sendiri di Galeri Nasional Indonesia

Kenangan berfoto di depan National Gallery of London tahun 2010. Hampir setiap kali saya lewat bangunan ini, saya sempatkan untuk masuk ke dalam museum dan berkontemplasi mengamati lukisan-lukisan di dalamnya. (foto: dokpri)

Memasuki museum atau galeri seni dan menikmati lukisan-lukisan yang dipajang sambil berkontemplasi, merupakan aktivitas yang saya sukai semasa berkuliah di Prancis. Terlebih lagi sewaktu saya berkesempatan mengunjungi ibukota Britania Raya. Jika kebanyakan orang Indonesia mungkin lebih suka ke pusat perbelanjaan seperti Harrod’s atau mencoba berbagai atraksi hiburan, saya justru menyempatkan diri masuk ke National Gallery of London beberapa kali setiap kali melewati bangunan tersebut. Mengapa tidak, museum ini sama sekali tidak memungut biaya bagi pengunjungnya alias gratis! Setidaknya, itu yang saya alami pada sekitar tahun 2010 yang lalu. Jika di kota-kota di Prancis, memasuki museum masih dipungut biaya (hanya hari tertentu saja gratis bagi mahasiswa dalam rentang usia tertentu), termasuk Louvre, maka di galeri yang satu ini, yang letaknya persis satu lokasi dengan Trafalgar Square, saya tidak perlu mengeluarkan kocek.

Baca lebih lanjut

Beli Smartphone di Harbolnas Lazada

Foto saya berdua dengan Tara Basro menerima hadiah smartphone android keluaran Prancis, tahun 2015 yang lalu. (foto: dokpri)

Menjelang akhir tahun, Hari Belanja Online Nasional alias Harbolnas datang lagi. Kebetulan sekali, saya perlu banget mengganti smartphone saya yang kapasitasnya terbatas (walaupun usianya baru mau dua tahun). Ya, maklum smartphone yang saya punya ini hadiah doorprize dan dikeluarkan oleh perusahaan asing asal Prancis yang saat itu baru mau berekspansi ke Indonesia.

Meskipun akhirnya saya bisa punya ponsel android baru yang beda dari kebanyakan (pada zaman itu ;p), lama-lama semakin tahun berganti, tampaknya perusahaan tersebut tidak mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan penyedia alat telekomunikasi dari negara-negara raksasa teknologi Asia seperti Korea dan Jepang. Singkatnya, smartphone saya ini toh bisa dibilang ketinggalan zaman dan performanya sudah lapuk dibandingkan smartphone-smartphone keluaran Korea dan Jepang :D.

Baca lebih lanjut