Penulis, sastrawan muda Eka Kurniawan akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat tidak hanya di negeri sendiri, melainkan juga di kalangan publik internasional, termasuk Prancis. Karya-karyanya seperti “Cantik itu Luka” atau “Lelaki Harimau” seperti yang teman-teman blogger ketahui mendapat banyak pujian di beberapa media cetak dan online seperti New York Times, The Guardian, Huffington Post, bahkan di situs sastra berbahasa Prancis Onlalu. (Kalau saya sendiri kapan ya? :D)

bincang sastra Eka Kurniawan (duduk paling kanan), Kamis 25 Februari 2016 di Auditorium Institut Prancis di Jakarta. (foto dok.pribadi)
Saya sendiri sebenarnya tidak terlalu suka membaca karya sastra, karena sering kali susah dipahami, ending-nya ngambang, dan kadang mengesankan rasa pesimis terhadap kehidupan. Walaupun tetap suka membaca buku, genre favorit saya tahun-tahun belakangan yang sifatnya lebih ringan dan harus membuat saya penasaran banget, seperti novel detektif, sehingga saya sanggup membaca sampai habis, ha ha ha..