Arsip Kategori: Sejarah

Keluarga Ichsan Mashuri dalam Kenangan

keluarga Ichsan Mashuri (ki-ka; Mami, Mbah Kakung, Mbah Putri)

keluarga Ichsan Mashuri (ki-ka; Mami, Mbah Kakung, Mbah Putri)

Saya hendak bercerita tentang keluarga dari pihak ibu, sebelum semuanya hilang dari ingatan. Karena ibu adalah anak tunggal di keluarganya, dan kini semuanya telah tiada. Dulu, Mbah Putri, Mami (panggilan saya untuk ibu saya), suka bergantian bercerita. Mbah Putri bercerita tentang Mbah Kakung, meskipun sedikit. Mami lebih banyak bercerita tentang Mbah Kakung, lalu Mbah Putri. Kini giliran saya menceritakannya dalam bentuk tertulis. Ini adalah sekelumit kisah keluarga kecil mereka yang masih lekat di ingatan saya.

Baca lebih lanjut

Peran Serta Masyarakat dalam Menangani Bahaya Miras dan Minol

Seperti yang kita tahu, minuman keras didefinisikan secara umum sebagai minuman yang mengandung kadar alkohol, yang apabila dikonsumsi dalam jumlah banyak, menyebabkan mabuk. Mabuk itu sendiri dipahami sebagai suatu kondisi ketika seseorang kehilangan kewarasannya dan dapat melakukan tindakan-tindakan yang tidak disadarinya, yang bisa jadi dapat mengganggu, bahkan membahayakan ketertiban dan ketentraman masyarakat.

Sebenarnya, menenggak minuman beralkohol sebagai suatu tradisi sudah sejak lama ada di Indonesia. Minuman beralkohol yang dimaksud di sini misalnya  tuak yang dikonsumsi suku Batak, Flores, bahkan Tuban, dalam rangka merayakan hajatan, atau sekadar untuk melindungi tubuh dari suhu udara yang dingin karena letak geografis tempat tinggal masyarakat tersebut.

Baca lebih lanjut

“Bergaul” dengan Yahudi

pintu gerbang menuju dalam kamp Auschwitz dgn semboyan Nazi yg terkenal Arbeit Macht Frei atau Working makes you free (Oswiecim, Poland, 2009)

Ketertarikan saya sama Yahudi sudah lama banget sebenarnya… bahkan mungkin sejak saya menginjakkan kaki di tanah Palestina zaman tahun 1992 lalu. Tapi berhubung waktu itu saya masih ABG, yang saya inget adalah tampang-tampang orang-orang Yahudi yang guanteng-guanteng dan chuantik-chuantik, hehe.. walaupun emang sih, harus saya akui, mereka angkuh nian menghadapi kita-kita rombongan umroh ini yang mengantri untuk diperiksa di pos perbatasan. Terlihat dari wajah-wajah mereka yang nggak pake senyum sedikit pun. Waktu itu pas lagi masa-masa damainya antara Israel dan Palestina, walaupun di mana-mana di sepanjang daratan Palestina yang saya lalui memang sudah tampak beberapa petak tanah yang dipasangi bendera bintang David. Oya, bahkan bokap mengomentari salah satu petugas yang memeriksa paspor kami di dalam bus saat memasuki perbatasan dari Yordania, gantengnya seperti Mac Gyver :p. Kalau si Mac Gyver ini dia malah tebar senyum ke mana-mana…

Baca lebih lanjut

Rasis.. Nggak Rasis… Rasis.. Nggak Rasis…

Pikiran dan dugaan ini muncul semakin kuat tatkala tadi sore, sehabis ujian (alhamdulillaah lulus ), sepulang dari ujian, saya jalan-jalan bareng Maria, teman satu program EM (Erasmus Mundus) dan satu mata kuliah plus satu kelas bareng saya, yang asal Kolombia. Sembari menuju ke halte bus, kami sempet ngobrolin tentang dosen yang ngetes ujian kami. Mata kuliah yang diujiankan secara lisan itu judulnya “Storia dell’Europa Moderna” ato Sejarah Eropa Moderen, yang sebenernya gak modern2 amat sih, wong yang dikatakan modern dalam konteks ini adalah sejarah Eropa mulai akhir abad ke-15 (berarti taon 1400-an) sampe awal abad ke-17 (sekitar 1600-an). Yang ngajar, Valerio Marchetti, orang Italia yang ngaku-nya keturunan Yahudi, dan gosip orang-orang dia berdarah Polandia ato daerah Eropa Timur sana. Kami menyebutnya Marchetti (di sini kami biasa menyebut-nyebut dosen dengan nama belakangnya, bahkan kalau kami nggak suka sama si dosen muncul julukan-julukan khusus, hehehhh). Selain ngajar mata kuliah ini, beliau juga mengajar Storia dell’Ebraismo ato Sejarah bangsa Yahudi, Storia dello Shoah ato Sejarah Peristiwa Shoah (sejauh yang saya pahami, shoah itu adalah lembaran hitam dalam sejarah bangsa Yahudi saat Perang Dunia II karena Hitler ingin membumihanguskan mereka semua).

Baca lebih lanjut