
suatu hari pingin punya piano lagi agar bisa bermain dengan sebebas-bebasnya… piano second dari Prelo juga enggak apa-apa. (foto: dokpri)
Beberapa waktu yang lalu saya pernah membuat postingan tentang piano. Dari dulu sampai sekarang saya masih tetap suka mendengar suara dentingan piano, bahkan kalau dikasih lagi saya akan memainkannya. Dulu sekali saya memang sempat punya piano, seperti yang saya ceritakan di tulisan itu, lalu saya jual setelah lama saya tinggal studi ke luar negeri. Daripada semakin keropos dimakan rayap, lebih baik dijual saja tho?
Boleh dong sampai sekarang saya mengkhayal dan bermimpi suatu saat saya akan punya piano lagi :D. Lumayan ‘kan, apalagi kalau bisa mendapatkan piano bekas namun dengan kualitas seperti baru dengan harga yang terjangkau. Supaya tidak dimakan rayap lagi dan perawatannya lebih mudah, saya pilih piano second yang digital saja. Bedanya dengan piano biasa (biasa disebut pianoforte), piano digital baru bisa dimainkan saat dicolokkan ke listrik. Jadi, pastinya ia akan dilengkapi dengan kabel listrik dan adaptor. Tapi kualitas suaranya tetap setajam pianoforte dan tuts-nya (bagian putih-putih serta hitam pada piano yang ditekan dengan jari) tetap dari kayu.