Arsip Kategori: keuangan

Koperasi dalam Genggaman Teknologi Seluler Melalui SOBATKU

Pesatnya perkembangan teknologi informasi memang membuat berbagai perusahaan berlomba-lomba membuat aplikasi pada ponsel pintar, atau istilah kerennya mobile apps, agar mudah diakses oleh para pelanggannya.

layanan jasa keuangan berpadu dengan kecanggihan teknologi yang disebut financial technology atau fintech.

Terutama, perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan teknologi komputer, seperti perusahaan agen perjalanan untuk menjual tiket dan hotel, perusahaan telekomunikasi untuk menjual pulsa dan fasilitas berlangganan tivi kabel, dan tidak terkecuali perusahaan yang bergerak di sektor jasa keuangan dan perbankan. Nah, yang terakhir ini orang-orang menyebutnya dengan perusahaan fintech, singkatan dari financial technology. Jadi, jasa keuangan yang berpadu dengan kecanggihan teknologi.

Baca lebih lanjut

Melirik Bisnis MLM Syariah di Indonesia : Kunjungan ke Markas K-Link

Bisnis Multi Level Marketing (atau disebut MLM) di Indonesia bukan lagi barang baru. Pertama kali diperkenalkan di dunia pada sekitar tahun 1920-an (ada juga yang bilang tahun 1930-an), bisnis MLM dianggap inovatif karena menguntungkan banyak pihak.

Tidak hanya produsen yang merasakan keuntungannya, namun juga konsumen dapat menikmati manfaat produk sekaligus manfaat finansial dalam bentuk insentif dan hadiah. Selain itu, bisnis MLM juga menghemat biaya pengeluaran untuk iklan karena yang bergerak mempromosikan produk-produknya secara langsung adalah para distributor dan konsumen itu sendiri.

Ilustrasi bisnis Multi Level Marketing atau MLM.

Bedanya MLM dengan Money Game

Kalau menurut Robert Kiyosaki, penulis buku-buku best seller tentang bisnis, pelaku bisnis MLM merupakan para profesional yang strategis karena sistem pemasaran berjenjang yang dianut. Artinya, pelanggan juga bisa menjadi distributor sekaligus tenaga pemasaran.

Baca lebih lanjut

Workshop Menulis Moola (dan Tetek-Bengek Lainnya…)

Terhitung sudah satu bulan saya tidak meng-update isi blog pribadi saya di sini. Selain waktu itu saya masih bekerja kantoran dan pekerjaan sungguh menumpuk, plus saya juga double job mengerjakan terjemahan, disambung acara keluar kota bertubi-tubi mengikuti acara di Puncak, lanjut ke Indonesia Community Day di Jogja 2017 yang diselenggarakan Kompasiana, dan terakhir ke Bandung pada akhir Mei ini untuk menjadi pembicara sebagai alumni PPI Dunia di kampus Unpad, membuat saya nyaris melupakan blog pribadi saya. Selain itu, saya juga sedang membangun satu blog pribadi lagi dengan tematik traveling serta kuliner di travelkulinerdina.net.

Bersama para peserta workshop Moola.id, mengenal teman-teman baru dan menambah jejaring. (Photo Credit: twitter moola.id)

Walaupun begitu bukannya saya nggak nulis sama sekali. Saya tetap membuat artikel resensi film untuk Kompasiana (berhubung saya admin komunitas film di situ), dan saya juga diberi tugas mengerjakan ‘Tantangan Menulis 30 Hari’ dari workshop yang saya ikuti bersama Mbak Ollie Salsabila dan Teh Ligwina Hananto. Selain itu, mungkin karena saya terlalu idealis—maksudnya kalau nulis di blog pribadi ya gaya penulisan harus sesuai dengan ‘nafas’ idealisme saya, jadinya malah nggak nulis-nulis 😃. But here I am back since I become jobless for once again but still overwhelmed with so many activities until this early Ramadhan. Yah alhamdulillah, deh, jobless bukan berarti saya bengong, tapi malah makin sibuk. Semoga saja juga diikuti dengan rejeki yang membaik, he he… amin.

Baca lebih lanjut

Berinvestasi Reksadana untuk Capai Tujuan Finansial

Setelah sebelumnya saya pernah menulis tentang Cara Mudah Berinvestasi Bagi Orang Awam, kali ini saya ingin kembali membahas tentang pengalaman berinvestasi secara online bagi pemula. Yah, berhubung saya belum lama terjun ke dunia ini, tepatnya sejak enam bulan yang lalu terhitung dibuatnya tulisan ini, jadi masih banyak yang harus saya pelajari mengenai investasi reksadana. Di sini saya juga akan bercerita sebagai investor pemula saja, yang kebetulan sedang menjalani aktivitas berinvestasi reksadana online melalui aplikasi di ponsel pintar alias smartphone.

Berinvestasi reksadana online semudah dalam genggaman. (foto sumber: /reksadana.danareksaonline.com)

Berinvestasi reksadana online semudah dalam genggaman. (foto sumber: /reksadana.danareksaonline.com)

Sebelumnya, saya ingin mengulang sedikit apa yang saya pahami mengenai reksadana, dan apa manfaatnya investasi online. Menurut apa yang saya ketahui, reksadana merupakan salah satu jenis produk investasi yang bisa digunakan oleh investor pemula seperti saya untuk menabung di pasar saham. Perbedaannya dengan menabung biasa, reksadana tidak dipotong pajak, tidak ada biaya administrasi bulanan yang besar seperti halnya tabungan, dan keuntungan (atau bunga) yang didapat bisa lebih besar ketimbang tabungan biasa tergantung situasi pasar.

Baca lebih lanjut

Tren Digital dan Kemajuan Teknologi dalam Dunia Perbankan

Tren dunia digital masa kini tidak hanya merambah pada aktivitas jual beli seperti yang pernah saya bahas sebelumnya di artikel Tanggal 25 Waktunya Belanja Online, melainkan juga memasuki kegiatan perbankan. Entah yang mana yang mulai lebih dulu, tetapi transaksi perbankan secara online telah membantu banyak orang di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, dan saya sendiri, dalam kehidupan sehari-hari. Transaksi perbankan online yang saya maksud antara lain transfer dana, membayar tagihan rutin, membeli tiket kereta atau pesawat, bahkan membeli kredit Gojek, melalui aplikasi mobile banking yang diunduh terlebih dahulu di smartphone.

digital-banking-transformation

Ilustrasi layanan perbankan yang bertransformasi menuju sistem digital, setidaknya harus memenuhi lima syarat: nyaman digunakan, relevan dengan dunia masa kini, interaktif, mudah diakses dan konsisten. (foto ilustrasi sumber: LinkedIn.com, https://www.linkedin.com/in/sanjeev-kulkarni-02784b4/)

Menurut McKinsey, perusahaan konsultan riset ternama dari Amerika Serikat, setiap satu dari tiga orang di dunia, terutama di negara-negara maju dan berkembang, pasti punya smartphone (disebut juga ponsel pintar). Dan, di Amerika Serikat sendiri, aktivitas pembayaran sudah biasa dilakukan melalui ponsel pintar yang dimiliki warganya. Jadi, mau tidak mau, kalau nggak mau ketinggalan dengan kemajuan teknologi, dunia perbankan harus terus memperbarui layanannya bagi para nasabah. Termasuk berinovasi melalui layanan digital banking.

Baca lebih lanjut